Pada tahun 2014 lalu pertumbuhan
Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,02 persen, atau melambat dibandingkan tahun sebelumnya yakni pada tahun 2010 lalu
Ekonomi Indonesia mampu menembus angka di 6,38 persen. Melambatnya ekspor Indonesia dan konsumsi dinilai menjadi faktor terbesar dalam menghambat laju pertumbuhan ekonomi di tanah air tercinta ini.
Pertumbuhan GDP (produk domestik bruto) Indonesia lebih rendah dari perkiraan awal pemerintah di mana dalam APBN P 2014 tercatat sebesar 5,5 persen.
Jelas ini merupakan ekonomi yang buruk bagi Indonesia serta memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Sektor ekspor dan konsumsi yang menurun telah menggerogoti laju GDP Indonesia, pemerintah mesti dipaksa untuk menggenjot kedua sektor ekspor dan komsumsi agar tahun 2015 ini ekonomi Indonesia bisa mengalirkan kembali dana asing untuk masuk ke pasar dalam negeri.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2015 hingga akhir tahun diperkirakan bertahan di kisaran 5,2 persen. Setelah sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan, konsumsi dan investasi akan menjadi motor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Akan tetapi, katanya, kinerja ekspor tahun 2015, diprediksi tidak dapat memberikan kontribusi maksimal untuk mendorong pertumbuhan.
Ekspor diperkirakan tidak bisa diharapkan terlalu banyak untuk mendorong pertumbuhan di 2015, sehingga otomatis pertumbuhan tahun ini akan sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta investasi, baik investasi yang sifatnya di swasta maupun investasi di pemerintah.
Menteri Keuangan menjelaskan, prediksi tersebut didasarkan pada indikasi bahwa neraca perdagangan Indonesia untuk 2014 mengalami defisit. Seperti diketahui, perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,89 miliar selama 2014. Kinerja ekspor hanya mencapai US$176,29 miliar, sedangkan kinerja impor tercatat sebesar US$178,18 miliar.
Namun, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, mengatakan bahwa khusus untuk bulan Desember 2014, perdagangan Indonesia surplus US$186,8 juta. Selisih dari kinerja impor sebesar US$14,43 miliar dengan ekspor sebesar US$14,62 miliar.
Penghematan yang dilakukan pemerintah pada tahun 2014 lalu, menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perlambatan ekonomi Indonesia pada akhir tahun.
Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen (yoy) di triwulan empat 2014, melemah dibandingkan triwulan tiga tahun yang sama sebesar 5,01 persen. Selain karena belanja pemerintah yang turun, ekspor pun mengalami kontraksi. Laju investasi juga masih relatif rendah.
|
Pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan masih menjadi tantangan yang berat |
Belum ada tanggapan untuk "Perlambatan Ekonomi Indonesia"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.