Melambungnya
harga beras akhir-akhir ini di kisaran Rp. 9500,- s/d Rp. 10.500,- bukan dikarenakan ulah dari para tengkulak yang berupaya menaikkan
harga beras dengan
menimbun beras. Tetapi karena semakin sedikit nya areal persawahan yang ada di Indonesia. Banyaknya areal persawahan yang disulap menjadi komplek perumahan dan ruko sangat berdampak terhadap naik nya
harga beras saat ini.
Penduduk Indonesia yang jumlahnya sampai 240 juta rata-rata mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Kebutuhan beras dalam jumlah yang besar tidak mampu dicukupi oleh petani padi di Indonesia.
Ditambahkan lagi karena semakin sempit nya areal persawahan. Banyak para petani yang menjual sawahnya karena terhimpit kebutuhan lain. Seperti tinggi nya biaya hidup, menyambung sekolah anak-anak dari petani sendiri sehingga banyak petani padi yang menggeser sawahnya untuk kebutuhan hidup.
Terlalu kalap kalau pemerintah langsung menyalahkan ulah para tengkulak yang menyebabkan naiknya harga beras saat ini. Data yang dipakai oleh pemerintah tidak valid dan terkesan hanya mengada ada. Tetapi hanya ungkapan yang tidak berdasar.
|
Harga beras melambung tinggi bukan ulah para tengkulak |
Apakah data bulog valid?
Kita tahu sendiri bahwa data yang dikeluarkan oleh BPS adalah data target ini sudah bukan rahasia umum lagi. Data BPS itu data target bukan data sebenarnya. Inilah akibatnya data yang tidak valid sehingga perhitungan pun jadi melenceng.
Alasan yang paling logis, mengapa harga beras di pasar merangkak naik adalah karena ketersediaan beras kita yang menipis. Logika ekonomi nya, beras tidak perlu naik harga nya bila pasokan nya berlimpah atau surplus. Namun sebalik nya, jika pasokan nya kurang, maka harga nya pun tentu bakalan naik.
Berbasis kepada keterangan Pemerintah, kondisi perberasan di dalam negeri benar-benar sangat baik. Produksi setiap tahun selalu meningkat. Andai produksi memperlihatkan trend meningkat dan konsumsi beras per kapita per tahun dapat diturunkan secara signifikan, maka sah-sah saja Pemerintah menyatakan bahwa kita surplus beras. Pemerintah hanya memberikan angin surga dan pembenaran saja setiap menginformasikan tentang stok beras ini. Yang menarik untuk dianalisis lebih dalam adalah kenapa harga beras ini sulit diprediksi, jawaban nya, karena pemerintah tidak mempunyai keakuratan data. Faktor-faktor penyebab yang hingga kini masih misterius, antara kejujuran nurani dan kebohongan publik.
Belum ada tanggapan untuk "Harga beras melambung tinggi bukan ulah para tengkulak"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.