Upaya meningkatkan pendapatan desa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal. Sayangnya, potensi itu selama ini belum banyak tergali karena kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat desa tentang bagaimana mengolah potensi desa mereka. Cara ini perlu dilakukan untuk
menggali potensi ekonomi lokal untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
Kecenderungan yang terjadi, seperti juga dialami di desa-desa binaan Salamander Energy (Bangkanai) Ltd adalah masyarakat tidak paham bagaimana mengelola potensi ekonomi di desa mereka. Hal ini jelas terlihat di dua desa binaan Salamander yaitu Desa Kerendan dan Muara Pari yang terletak di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Penghidupan utama masyarakat di kedua desa adalah karet, namun produksinya sangat kecil karena berbagai persoalan terutama terkait hama dan penyakit. Hal ini dapat dipahami karena secara tradisi, masyarakat tidak “berkebun karet” yang dirawat dan dipelihara, melainkan menanam “hutan karet” dimana lahan hutan dibuka dengan cara slash & burn, dan ditanami karet untuk kemudian dibiarkan tumbuh secara alami. Akibatnya, karet tidak akan berproduksi maksimal. Karena itu pengembangan masyarakat perlu dimulai dari memberikan pemahaman untuk beralih dari konsep “hutan karet” kepada “kebun karet” yang dimulai dengan memperbaiki volume produksi kemudian disusul dengan memperbaiki kualitas.
Masalah lain yang dihadapi masyarakat adalah seputar memenuhi kebutuhan makan dasarnya itu nasi dan lauk pauk. Masyarakat di desa binaan Salamander masih bergantung pada pola “menugal” untuk padi yang mereka konsumsi sendiri, namun untuk lauk pauk terutama sayur harus dibeli dengan biaya yang mengambil sebagian besar pendapatan harian mereka. Pasalnya, akses yang cukup terpencil membuat harga barang yang masuk ke desa pun menjadi tinggi. Selain itu, karena keterbatasan pengetahuan di bidang tani, masyarakat enggan menanam sayur karena sering kali gagal.
Untuk mengatasinya, dalam jangka pendek, masyarakat dibina dan diberi pemahaman tentang teknik yang benar dalam menanam sayur mayur yang bisa dikonsumsi sendiri sehingga porsi pendapatan yang sebelumnya digunakan untuk membeli sayur bisa digunakan untuk kebutuhan lain, misal pendidikan dan kesehatan.
Berbicara mengenai kesehatan, sangat lekat dengan penghidupan karena pola ekonomi masyarakat bergantung kepada pendapatan harian, sehingga bila sakit, mereka akan kehilangan pendapatannya. Karenanya sebagai bagian dari program pengembangan ekonomi masyarakat, Salamander juga mendorong masyarakat untuk menanam tanaman obat yang awalnya dikembangkan kearah apotik hidup kemudian dalam jangka menengah, dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan komersil.
Lewat Program Tanggung Jawab Sosial berupa Pengembangan Ekonomi Lokal, Salamander Energy (Bangkanai) Ltd memprioritaskan pada upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa potensi alam yang mereka miliki bisa menghasilkan uang yang dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kegiatan TJS ini difokuskan pada upaya member pemahaman kepada masyarakat tentang budi daya sayuran, tanaman obat keluarga organik dan mengendalikan hama karet secara organik.
Perlahan namun pasti, kesadaran masyarakat mulai terbangun. Mereka mulai menanam tanaman obat keluarga dan tanaman untuk sayur mayurdi sekitar pekarangan rumah. Diharapkan, dalam waktu tak terlalu lama, mereka bisa memanen sayuran mereka hingga tak perlu ke kota demi memperoleh seikat bayam, juga berburu obat dari halaman rumah sendiri saat membutuhkan. Sumber:skkmigas.
|
Menggali potensi ekonomi lokal untuk kemajuan ekonomi Indonesia |
Belum ada tanggapan untuk "Menggali potensi ekonomi lokal untuk kemajuan ekonomi Indonesia"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.