Ketua II DPP Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), M Ismeth, mengaku khawatir dihapuskannya BBM jenis RON 88 atau premium digantikan dengan RON 92 atau pertamax. Menurut Ismeth, kebijakan itu akan mematikan para pengusaha SPBU dalam negeri.
Pasalnya, selama ini dengan marjin Rp210 per liter, pengusaha SPBU sangat mengandalkan BBM jenis premium sebagai sumber pendapatan utama. Sementara pengeluaran dan pajak naik usai pencabutan subsisi BBM sebesar Rp2.000 untuk premium beberapa waktu lalu.
"Marjin kita tidak naik, sementara pengeluaran, utang naik, pajak juga naik, jadi saat ini terus terang saja pengusaha SPBU sedang sabar," ujar Ismeth, dalam diskusi bertajuk 'Selamat Tinggal Premium', di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat.
Ditambah lagi, dihapuskannya premium dengan pertamax akan membuat selisih harga penjualan dengan harga BBM subsidi semakin tipis. Alhasil, pendapatan pengusaha akan berkurang. Ismeth mengaku, pengusaha SPBU nantinya tidak akan mampu bersaing dengan SPBU asing. Sebab, harga jual mereka akan setara dengan harga pesaing.
"Apa akibatnya RON 88 dicabut? Artinya produk yang kita jual sama dengan kompetitor, akhirnya kita head to head dengan kompetitor. Dan apabila selisih harga subsidi makin sedikit, kompetitor akan menjamur. Momen ini yang sebenarnya ditunggu oleh kompetitor," ucap Ismeth khawatir.
Seperti diketahui, pemerintah berencana akan mengganti bahan bakar minyak (BBM) RON 88 (premium) dengan meng-upgrade menjadi BBM RON 92 (pertamax) di pasaran Indonesia setelah mendapat rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
|
Harga baru BBM sebelum 1 Januari 2015 |
Rencana pemerintah untuk memberlakukan subsidi tetap (fixed subsidy) nampaknya akan terjadi dalam waktu dekat. Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat dikonfirmasi telah memastikan pemerintah bakal mengumumkan penetapan subsidi tetap sebelum datangnya Januari 2015.
"Kita akan umumkan sebelum Tahun Baru (2015), karena tahun baru (1 Januari 2015) masyarakat akan membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan harga baru," tutur Sofyan di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014).
Namun, mengenai besaran subsidi tetap tersebut, Sofyan masih enggan untuk menyebutkan. Dia berkilah, besarannya masih harus dirapatkan dalam tataran kabinet.
"Saya tidak bisa menyebutkan, karena besok kita baru rapat lagi melihat berapa harga keekoonomian hari ini. Intinya kebijakan ini mudah-mudahan kebijakan yang permanen," kata dia.
Namun tentunya dengan melihat segala opsi yang ada dan juga melihat kecenderungan harga pasar, sehingga kebijakan ini diharapkan tak lagi menyandera APBN di masa mendatang.
"Sehingga nanti APBN kita akan lebih stabil, kita bisa perhitungkan pembangunan apa di masa depan. Yang paling penting adalah supaya program pemerintahan untuk pembangunan infrasturktur dan lain-lain lebih terjamin dan seminimal mungkin subsidi yang bersifat konsumtif," tukasnya. Dikutif dari berbagi sumber.
Belum ada tanggapan untuk "Harga baru BBM sebelum 1 Januari 2015"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.