Otoritas Jasa Keuangan (
OJK) terus mengkaji aturan mengenai
MPS (
mobile payment services). Namun, kesimpulan kajian sementara, di antaranya persyaratan manajemen risiko yang baik bagi siapapun yang akan melaksanakannya nanti. Begitu pula penyediaan sistem informasi yang harus diperkuat sebagai bagian dari perlindungan nasabah. Anggota Dewan Komisioner OJK Halim Alamsyah mengatakan kajian tersebut didasarkan pada hasil uji coba dalam branchless banking yang sudah digelar sepanjang 2013 lalu.
“Ada opsi dan pola yang sudah ada di perbankan. Harus diakomodasi juga bagaimana risiko yang dihadapi bank dan masyarakat,” katanya.
Sehingga, tambahnya, pihaknya belum mengambil kesimpulan apakah pembayaran lewat ponsel ini tetap melibatkan operator telekomunikasi atau hanya perbankan saja.
“Namun, siapa pun nanti yang menjalankan OJK akan melakukan pengawasan ketat karena bisa terkait dengan money laundering. Pengawasan penyelenggaraan harus kuat,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, implementasi bank tanpa cabang saat ini dinilai BI masih terkendala akses layanan telekomunikasi yang lelet. Jadi, BI Indonesia mengharapkan sektor telekomunikasi mengambil bagian penting dalam mengembangkan perbankan menuju less cash society.
Dengan keterlibatan operator telekomunikasi, khusus mobile, Bank Indonesia pun mengubah istilah branchless banking menjadi mobile payment system (sistem pembayaran dengan perangkat bergerak). BI telah melakukan proyek uji coba branchless banking yang kemudian diubah namanya menjadi proyek uji coba mobile payment services (MPS) pada pertengahan Mei 2013 hingga November 2013. Peserta uji coba tersebut yakni Bank Mandiri, BRI, CIMB Niaga, BTPN dan Bank Sinar Harapan Bali dari perbankan. Untuk perusahaan telekomunikasi yang ikut serta adalah Indosat dan XL Axiata.
Minat
Bagi BNI, seperti dilontarkan Direktur Jaringan dan Layanannya Adi Setianto, pihaknya mengaku sangat tertarik masuk ke MPS. “Kita ada rencana buat mobile payment system. Kita lagi upsize capability, mudah-mudahan sekitar Mei,” ungkapnya. Layanan ini nantinya akan mengacu pada kebutuhan nasabah secara luas. “Mobile Banking mengacu pada kebutuhan nasabah dan less cash society. Jadi, customer inginnya apa akan kita kejar. Lagipula sekarang ini sudah terbuka, jadi tak hanya untuk nasabah kita, karena kita sinergi dengan bank lain,” jelasnya. Adi mengklaim, investasi untuk menyediakan platform seperti itu tidaklah besar. Pasalnya, bank plat merah ini sudah memiliki SMS Banking, Internet Banking, dan Mobile Banking.
Hal serupa juga diakui Senior Vice President Head E Channel Permata Bank Anton Hermawan. Akhir tahun ini Permata Bank akan memperluas fiturnya ke sistem pembelian. Fitur ini sudah ditekankan BI sebagai salah satu hal penting untuk e-money adalah pembelian yang mendukung less cash society. “BBM Money, yang menggunakan layanan BBM dari BlackBerry, akan memperluas cakupan layanan BBM ke purchase. Jadi, belanja tidak harus pakai kartu atau tunai, tapi bisa pakai HP,” ucapnya usai meluncurkan BBM Money bekerja sama dengan Mobile Money Monitise Plc dan Research in Motion (RIM) sebagai produsen BlackBerry.
Soal merchant, Anton mengatakan, satu yang sudah pasti digandengnya adalah Grup Hero. Selain itu, ada satu lagi, tapi ia enggan membeberkannya. “BBM Money sudah ada perbincangan dengan vendor untuk yang bekerja sama dengan retailer tadi,” tukasnya. Layanan BBM Money ini layaknya menyimpan uang dalam dompet yang ada di BlackBerry. Tak hanya Blackberry, Android, dan Google Apps juga akan dimasukinya segera.
Jemput Bola
Sementara itu, produk baru Bank Mandiri berbasis telepon yang dikenalkan pada publik beberapa bulan lalu, layanan e-Cash, ditargetkan dalam satu tahun ke depan mencapai satu juta nasabah. Target tersebut didasari banyaknya pengguna ponsel di masayarakat, namun tidak memiliki rekening bank. Dengan layanan itu,
Bank Mandiri menjemput bola untuk menambah nasabah baru. “Banyak orang menggunakan telepon genggam, namun yang memiliki rekening bank masih sangat sedikit. Dengan layanan e-Cash orang yang berada di daerah-daerah terpencil asal punya telepon genggam bisa membuka rekening dengan telepon genggam miliknya,” ungkap Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. Dengan layanan ini Bank Mandiri menargetkan nasabah barunya adalah anggota masyarakat daerah terpencil. Bank Mandiri juga sudah melakukan promosi mengenai produk layanan terbaru ke beberapa daerah seperti Cirebon dan Makassar. Dalam lima tahun ke depan ditargetkan nasabah baru dengan layanan ini sebanyak lima juta rekening.
Keunggulan layanan ini adakah mampu menjangkau masyarakat daerah untuk menjadi nasabah sehingga calon nasabah tidak perlu ke kantor cabang untuk membuka rekening. Diakui Budi, layanan ini juga bisa mengefektifkan dana operasional daripada membuka cabang baru. Layanan purnabayar ini bisa memudahkan nasabah melakukan berbagai macam transaksi seperti pembayaran tagihan, transfer saldo hingga penambahan saldo dan tarik tunai.
e-Cash tersebut dinyatakan dapat menggeser manual banking menuju
elektronik banking. Saat ini pergeserannya telah hampir 80% didominasi transaksi elektronik. Sejak Januari-September 2013 di Bank Mandiri telah mencapai sekitar 326 juta transaksi elektronik. Karena itu, Mandiri e-Cash harus benar-benar dilakukan secara detail agar pada eksekusi lapangan tidak terjadi distorsi agar tidak gagal dan kepercayaan masyarakat terjaga. Pihaknya berharap dengan adanya e-Cash diharapkan banking dapat terlaksana seperti sosial media yang dapat diakses semua golongan masyarakat. Saat ini aplikasi Mandiri e-Cash dapat di-download dan digunakan pada semua jenis HP atau hanya dengan hanya menghubungi *141*6#. Direktur Utama CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan hadirnya Rekening Ponsel untuk mempermudah masyarakat dalam transaksi perbankan tanpa batas, sekaligus sebagai bentuk dukungan
program financial inclusion (
keterjangkauan masyarakat atas layanan keuangan) yang dicanangkan BI. Sumber:SP
Belum ada tanggapan untuk "Penggunaan Uang elektronik di PONSEL"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.