Apa itu Branchless Banking? Masyarakat di pelosok negeri pun diharapkan semakin mempunyai akses pada perbankan melalui transaksi eletronik. Tantangannya adalah perlu transaksi berkualitas dan sejauh mana transaksi elekronik mendorong aktivitas ekonomi masyarakat. Berikut laporan wartawan SP Lona Olavia.
Jumlah telepon seluler (ponsel) di dunia akan lebih banyak dibandingkan jumlah manusia pada tahun 2014 ini. Laporan badan PBB, International Telecoms Union (ITU) yang memprediksi jumlah ponsel yang digunakan di seluruh dunia akan melampaui tujuh miliar pada 2014. Saat ini ada 6,8 miliar nomor ponsel aktif dengan jumlah manusia sudah mencapai 7,1 miliar. Jumlah ponsel di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 250 juta ponsel atau negara pengguna ponsel terbesar ke-6 di dunia, berdasarkan data Wireless Inteligence. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 238 juta. Jadi, perbandingan jumlah penduduk dengan pengguna ponsel (handphone/HP) mencapai 105,28%.
Tak heran jika pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) yang mendorong masyarakat Indonesia menuju transaksi tanpa uang tunai atau less cash society mulai gencar mempromosikan penggunaan electronic money (e-money) alias uang elektronik di ponsel. Harus diakui, besarnya jumlah pelanggan selular di Indonesia masih menjadi magnet bagi industri perbankan untuk menggelar layanan baru. Setelah SMS banking dan aplikasi mobile banking, kini layanan perbankan bergerak ke solusi mobile money. Telkomsel, Indosat, dan XL sudah menggelar layanan e-money dengan nomor ponsel sebagai rekening.
Tak ketinggalan dan sebagai bagian dari inovasi, CIMB Niaga dan Bank Mandiri telah merilis layanan serupa dengan label Rekening Ponsel dan e-Cash. Bahkan, dalam waktu dekat ini BNI dan Permata Bank akan terjun ke konsep serupa. Kelebihan yang ditawarkan, layanan ini memperlakukan nomor ponsel seperti rekening tabungan sehingga Anda dapat melakukan transaksi perbankan tanpa harus menjadi nasabah manapun.
Caranya, cukup daftarkan nomor ponsel yang ingin digunakan untuk melakukan transaksi ini ke bank penyedia layanan terdekat. Di mana, dalam layanan ini tidak perlu rekening bank sehingga tidak dikenakan biaya administrasi dan tidak perlu kartu ATM untuk tarik tunai, lalu bekerja di semua nomor dan jenis ponsel.
Setelah mengisi data diri, nasabah akan mendapatkan mBanking code (sejenis nomor PIN), kemudian sistem bank akan mengaktifkan layanan yang tergolong masih baru ini. Jika saldo masih kosong, pengguna bisa langsung memasukkan uang (top-up) ke teller, sehingga ponsel benar-benar seperti rekening bank. Tetapi, ada pembatasan maksimal saldo dalam rekening yakni hanya Rp 5 juta untuk yang register dan unregister paling banyak Rp 1 juta.
Untuk transaksi perbankan dari ponsel, ada dua mekanisme yang diterapkan. Pertama, SMS Menu yang bisa digunakan oleh semua pengguna dari jenis ponsel apapun. Kedua, melalui aplikasi Go Mobile yang hanya bisa diakses oleh pengguna smartphone, khususnya platform iOS, Android, dan BlackBerry. Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi mengumumkan bahwa bank sentral telah merevisi aturan baru Nomor 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan Uang Elektronik dari PBI No 11/12/PBI/2009. Aturan ini mulai berlaku sejak 8 April 2014.
BI menggenjot penggunaan uang elektronik melalui ponsel karena penetrasi ponsel menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. “Banyak orang sudah punya ponsel. Jadi, uang elektronik bisa mendorong program less cash society dan financial inclusion, sebab kalau bank mau bangun ATM juga tidak efisien makanya didorong uang elektronik ini,” katanya.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, pihaknya mendukung less cash society. “Ini lebih efisien buat bangsa ini kalau kembangkan e-money,” tegasnya. Perbanas juga memperkirakan transaksi menggunakan uang elektronik semakin meningkat antara lain karena kemudahannya yang tidak perlu membawa uang tunai. “Zaman ini, e-money merupakan kebutuhan masyarakat yang tidak bisa dihindarkan. Itu sebabnya tumbuh masyarakat yang menggunakan uang nontunai, less cash society,” katanya.
Artikel Terkait:
Belum ada tanggapan untuk "Uang elektronik di PONSEL"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.