Badan Pusat Statistik (
BPS) mencatat
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2014 sebesar 5,21%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) atau tumbuh 0,95% dibandingkan triwulan sebelumnya (qtoq). “Kesimpulannya ada empat yang memperlambat pertumbuhan yakni karena ada perlambatan bahan makanan dampak dari pergeseran tanam dan panen akibat banjir, penurunan di sektor pertambangan karena pembatasan ekspor barang langsung. Ini bagus untuk jangka menengah dan panjang.
Perlambatan juga di sektor perdagangan, dulu 6,5% sekarang 4,9%, impor juga turun dan ekspor turun. Terakhir, perlambatan pada sektor bank. Sementaara, ada faktor yang meredam perlambatan yakni Pemilu, kampanye di sisi konsumsi dan harga perkebunan yang bagus,” jelas Kepala BPS Suryamin dalam pemaparan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/5).
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) q-to-q tertinggi menurut lapangan usaha didorong oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh 22,70%. Kemudian keuangan, real estate dan jasa perusahaan 2,19% dan pengangkutan dan komunikasi 1,11%.
Sementara itu, pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yoy, didorong oleh sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 10,23%, konstruksi 6,54%, listrik gas dan air bersih 6,52%. “Awal tahun terjadi banjir, di pantura rusak sehingga ada percepatan untuk memperbaiki sehingga ada dampaknya terhadap konstruksi. Kalau listrik di triwulan I penjualannya tinggi 5,8% karena dampak dari Pemilu juga ada, jadi watt hour-nya tinggi. Ini terjadi pada usaha dan rumah tangga,” imbuhnya.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 menurut pengeluaran secara qtoq disumbang antara lain pengeluaran konsumsi rumah tangga 0,70%, konsumsi rumah tangga meningkat karena Pemilu. Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami penurunan 44,17%. Hal ini juga siklus dibanding tahun sebelumnya.
Pembentukan modal tetap bruto mengalami penurunan 5,62%. BPS mencatat ada peningkatan penurunan ekspor yang menurun 11,44% dan impor mengalami penurunan 12,93%. Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 menurut pengeluaran secara yoy disumbang antara lain pengeluaran konsumsi rumah tangga naik 5,61%, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,58%. Lalu, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 5,13%, ekspor turun 0,78%, dan impor turun 0,66% “Dampak Pemilu konsumsi meningkat, tak hanya yang dibeli sendiri tapi juga dapat dari pembagian,” katanya.
Prediksi BI
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi triwulan I bisa tumbuh 5,8%. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada periode pertama tahun politik ini sebagai akibat pemilu. “Pemilu dorong konsumsi rumah tangga,” ujarnya. Otoritas moneter ini memang memperkirakan kontribusi pemilu 2014 terhadap pertumbuhan sebesar 0,1% dari sebelumnya 0,2%. Penurunan ini akibat semakin ketatnya pengawasan dari penegak hukum terhadap penyelenggaraan pemilu tahun ini. Menurut Juda, karena dampak pemilu sebagian besar sudah terjadi pada triwulan I maka pada triwulan II dampak pemilu sudah berkurang. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II akan sedikit di bawah triwulan I yaitu sekitar 5,7%. Prediksi BI ini senada dengan pemerintah. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pemerintah melihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tidak jauh berbeda dengan BI yaitu 5,7%. Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati juga menilai, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I memang akan berkisar antara 5-5,8%. Adanya pileg membuat pengeluaran seluruh daerah di Indonesia menjadi tinggi. Konsumsi inilah yang kemudian, menurut Enny, menggerakkan pertumbuhan dalam negeri. Pasalnya, pertumbuhan dari sisi investasi tidak bisa diharapkan karena dalam tren melambat. Sumber:SP
Artikel Terkait:
Belum ada tanggapan untuk "Ekonomi RI Tumbuh 5,21 persen di Triwulan I 2014"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.