Besarnya populasi, meningkatnya kelas menengah serta didukung dengan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia yang tercinta ini menjadi daya tarik investor dalam beberapa tahun terakhir.
Kepercayaan investor pada ekonomi Indonesia semakin meningkat. Tetapi, fundamental ekonomi yang tidak kokoh belakangan ini dinilai banyak kalangan sebagai nilai minus ekonomi Indonesia. Namun, Menteri Keuangan
Bambang Brodjonegoro menyatakan, kepercayaan investor, baik domestik dan internasional kepada
ekonomi Indonesia semakin meningkat saat ini.
Hal ini karena investor melihat keseriusan pemerintah dalam melakukan perbaikan pada fudamental ekonomi nasional. “Ekonomi fundamental Indonesia akan semakin baik di tahun depan. Ini akan membuat kita semakin menarik bagi investasi,” ujar Bambang dalam Indonesia Economic Forum bertajuk ‘The Rise of The Consumer Class’ yang diselenggarakan Globe Asia di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta.
Salah satu indikator adalah keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi meski harga minyak dunia sedang turun dan mengalihkan subsidi ke sektor yang lebih produktif. Kebijakan pemerintah tersebut, membuat pemerintah memiliki keleluasaan dari sisi fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Selama ini subsidi BBM tidak sesuai target. Sekarang kami ubah menjadi lebih tepat sasaran, dan yang disubsidi adalah orangnya,” ujarnya.
Menurut Bambang, disparitas harga yang kecil antara BBM subsidi dan non subsdi, diharapkan akan mengubah pola konsumsi masyarakat sehingga memilih BBM non subsidi. Dengan demikian, penghematan yang diperoleh kian besar. Disampaikan Bambang, penghematan dari kenaikan BBM bersubsidi yang diperkirakan sebesar Rp100 triliun akan dialokasikan untuk sektor produktif, terutama infrastruktur dasar seperti jalan, pelabuhan dan pembangkit tenaga listrik. Selain itu, alokasi subsidi BBM juga dialihkan untuk mendukung program kedaulatan pangan, dana pembangunan desa, dan juga jaringan pengaman sosial untuk masyarakat lewat tiga kartu jitu, yakni Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera. “Penghematan subsidi, di atas 50% akan kita arahkan untuk pembangunan infrastruktur dasar.
Berapa persen pastinya masih kita kaji, tapi yang pasti mayoritas,” ujar mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu tersebut. Bambang menambahkan, pihaknya juga membuka kesempatan kepada investor untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur. Untuk infrastruktur dasar yang memberi keuntungan akan ditawarkan kepada swasta. Dia mengambil contoh, pembangunan jalan tol tidak perlu menggunakn APBN karena banyak pihak yang tertarik. “Kecuali yang di luar Jawa, itu pun kalau bisa dilakukan BUMN dulu. Kalau sudah tidak bisa, baru APBN masuk,”tuturnya.
Pemerintah juga akan meningkatkan penerimaan negara di sektor pajak. Presiden Joko Widodo telah mematok target kenaikan penerimaan negara dari pajak sebesar Rp600 triliun di tahun mendatang. Memang, hal ini membutuhkan waktu, namun pihaknya akan bekerja keras untuk mencapainya. “Kita akan memaksimalkan penerimaan pajak. Kita akan memberi perhatian baik kepada wajib pajak pribadi maupun perusahaan.
Ini akan membuat anggaran negara lebih kuat,” tuturnya. Pemerintah juga akan melakukan penghematan pada pos-pos belanja rutin. Sebab, belanja rutin selama ini mendominasi APBN dan membuat pemerintah kurang memiliki keleluasaan di sektor fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Penghematan perjalanan dinas, rapat-rapat dimaksimalkan di kantor. Itu semua upaya menghemat pos-pos belanja rutin,” terangnya.
Bambang menambahkan, di tahun depan, pemerintah juga akan berupaya mengurangi impor, sehingga memulihkan neraca perdagangan ke posisi surplus dan mengurangi tekanan transaksi berjalan.
Untuk ini, investasi di dalam negeri harus ditingkatkan, terutama di sektor manufaktur. Selain sifatnya yang padat karya, industrilisasi juga membuat banyak kebutuhan dapat diproduksi di dalam negeri sehingga tidak perlu diimpor. Sejauh ini, peningkatan Forent Direct Investment sudah cukup baik, yakni tumbuh 60,9 persen.
Namun, jika sejumlah masalah birokrasi dan perizinan dapat diatasi, jumlah ini diyakini akan meningkat lebih tinggi. Dengan semua langkah tersebut, Bambang optimistis Ekonomi Indonesia akan semakin baik. “Kami akan upayakan kestabilan ekonomi. Tidak ada stabilitas yang tercipta dalam waktu singkat, karena itulah kami segera memulainya, supaya dalam lima tahun ini ekonomi kita tumbuh baik. Kita akan lebih menarik untuk investor. Meski tahun depan ada banyak tantangan global, pertumbuhan ekonomi kita akan baik dan berkualitas,” pungkasnya.
Sementara itu, Publisher Globe Asia, Tanri Abeng menyatakan, pihaknya meyakini, pemerintah dan pelaku bisnis harus bekerja sama untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa. Karenanya, iklim usaha yang baik, sangat menentukan pertumbuhan ekonomi. “Tantangan kita ke depan adalah, agar pelaku bisnis dan pemerintah bersama-sama bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan nasional,” pungkasnya. Sumber:SP
Belum ada tanggapan untuk "Kepercayaan Investor pada Ekonomi Indonesia semakin meningkat"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.