Bank Indonesia (BI) memperkirakan, kebutuhan uang tunai (outflow) selama periode Ramadan dan Idul Fitri 1435 H diproyeksikan sebesar Rp 118,5 triliun. Angka ini meningkat 14,9% dibandingkan tahun lalu.
Direkur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Lambok Antonius Siahaan menuturkan, berdasarkan proyeksi
kebutuhan uang periode Ramadan dan Idul Fitri sebesar Rp 118,5 triliun, meningkat dibandingkan kebutuhan uang periode Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu yang sebesar Rp 103,2 triliun. “
Peningkatan outflow karena ada pembayaran gaji ke-13 yang realisasi pemberiannya pada Juli 2014.
Periode awal Ramadan juga bersamaan dengan anak sekolah
Periode awal Ramadan juga bersamaan dengan anak sekolah dan hari libur Lebaran tahun ini selama 6 hari, sedangkan tahun lalu 5 hari,” ujar Lambok di Jakarta. Kebutuhan uang tersebut terdiri atas 91,8% atau Rp 108,8 triliun berupa uang pecahan besar Rp 20.000 ke atas, meningkat dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 95,5 triliun.
Sedangkan sisanya sebesar 8,2% atau Rp 9,6 triliun berupa uang pecahan kecil Rp 10.000 ke bawah. Sedangkan berdasarkan wilayah, kebutuhan uang terdiri atas 30,6% untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jadebotabek), kemudian wilayah Sumatera Utara dan Aceh sebesar 5,6%, serta Sumatera Barat, Kepulayan Riau, dan Jambi sebesar 8,2%.
|
Kebutuhan Uang Selama Ramadan dan Idul Fitri Rp 118,5 Triliun |
Kemudian, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung sebesar 5,6%, Jawa Barat dan Banten sebesar 7,8%, serta Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 11,7%. Lalu Jawa Timur sebesar 11,4%, Bali, dan Nusa Tenggara sebesar 3,7%, Kalimantan 7,7%, serta Sulawesi, Maluku, dan Papua sebesar 7,7%. Dia menjelaskan, posisi uang kartal yang diedarkan (UYD) yang diedarkan per 23 Juni sebesar Rp 453,1 triliun.
Uang Kartal dipegang oleh Masyarakat
Sebagian besar uang kartal dipegang oleh masyarakat sebesar Rp 385,2 triliun sedankan sisanya berada di khazanah perbankan. Dengan memperhatikan realisasi UYD Idul Fitri beberapa tahun sebelumnya, UYD Idul Fitri diperkirakan sebesar Rp 580,3 triliun. “Stok persediaan kami cukup ada Rp 157 triliun yang siap melayani. Ada yang hasil cetak sempurna dari Peruri, kemudian ada juga yang masuk dari bankbank yang masih layak edar akan diproses lagi,” terang dia.
Guna mendorong uang tunai tersebut sampai ke masyarakat, BI akan meningkatkan kuantias pengiriman uang. BI juga berkoordinasi dengan perbankan dalam pemenuhan uang tersebut sebelum dan selama periode Ramadan dan Idul Fitri. “Armada kami sudah angkut uang sejak Mei dengan berbagai angkutan. Kami juga sudah bekerja sama dengan pihak terkait, seperti operator jalan tol, asosiasi perusahaan ritel,” kata dia.
Dalam rangka meratakan peredaran uang, menurut Lambok, pihaknya juga memberikan layanan keuangan dengan paket kombinasi beberapa pecahan. “Jadi bisa kontrol jangan ada yang berlebihan. Untuk menghindari uang palsu dan kekurangan perhitungan kami juga menghimbau masyarakat tukar uang di tempat resmi,” terang dia.
BI juga bekerja sama dengan PT Pegadaian
Sedangkan untuk layanan di Monas, mulai akan dibuka pada 1-25 Juli mendatang. BI juga sudah bekerja sama dengan 13 bank. Ke-13 bank tersebut, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BCA, Bank DKI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, BJB, BII, Bank Mega, BNI syariah, dan Bank Muamalat.
Belum ada tanggapan untuk "Kebutuhan Uang Selama Ramadan dan Idul Fitri Rp 118,5 Triliun"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.