Royalcharter :
Jual beli valuta asing (foreign exchange trading) semakin dilirik selain investasi saham, obligasi, emas. Namun, sebagian kalangan menilai investasi dalam sistem perdagangan alternatif seperti pada
trading forex online masih mengkhawatirkan, karena yang terbayang justru penipuan.
Rizki Bastari, Head of Marketing Executive and Investor Relation
PT Askap Futures, menjelaskan penilaian itu tak salah, karena sudah banyak kasus yang terjadi orang kehilangan uang besar dalam jual beli forex.
Menurut Rizki Bastari, anggapan publik terhadap yang demikian adalah merupakan hal yang wajar mengingat saat ini pemasaran instrumen forex tanpa disertai penjelasan yang memadai. Berbagai iklan forex trading di berbagai media online yang menekankan pada kecepatan transaksi dan juga keuntungan semata, tanpa ada penjelasan sama sekali soal risikonya.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada bulan Desember tahun lalu telah meluncurkan minilot yang membuat investasi forex kian banyak dilirik. Sebab, karena cukup dengan modal Rp 5 juta bisa transaksi forex, emas dan index.
Para trader pemula biasanya hanya diiming-imingi keuntungan besar oleh para pemasar perusahaan pialang, tanpa mendapat penjelasan tentang risikonya. Akibatnya, banyak trader pemula yang langsung rugi besar. "Ketika rugi, kemudian berkembanglah informasi tentang bisnis
valuta asing ini sama dengan judi dan hanya penipuan semata,” ujar Rizki.
Padahal, dalam investasi forex perlu fokus penuh dan jeli dalam melihat pergerakan market dan yakin saat mengambil keputusan. "Sama seperti investasi lainnya, perlu kenali dan pahami resiko agar bisa menikmati hasilnya," ungkap Rizki. Meski ada penilaian seperti itu, trading forex sangat layak untuk mempertebal kocek, caranya juga tak susah.
Sebab
askap social saat ini ada copy trade yang dapat mengikuti para master trader dalam membuka serta menutup posisi transaksi. Dengan mengikuti pola trading mereka maka para investor pemula relatif lebih mampu mengidentifikasi peluang serta menghindari kerugian dengan lebih baik.
Dengan Copy Trade, pola jual beli akan secara otomatis mengikuti pola belanja trader yang diikuti. Tentu dengan penyesuaian skala belanja. “Tidak mungkin misalnya, mengikuti nilai belanja Bill Gates atau Warren Buffet.
Dengan menggunakan Social Trade, nasabah juga bisa melihat terlebih dulu performa para trader hingga setahun ke belakang. Dengan demikian nasabah akan bisa memastikan kemampuan trading dari trader yang akan di follow. Di Social Trade para pelaku juga bisa saling bertukar pendapat, informasi, pengalaman.
Meski fitur Social Trade memudahkan para trader forex pemula, tetapi Rizki mengingatkan bahwa faktor kehati-hatian dan kesesuaian karakter harus jadi pedoman dalam memfollow seseorang di Social Trade.
Rizki juga menjelaskan Askap Social Trade untuk saat ini baru bisa digunakan untuk transaksi minilot atau akun mini dengan nilai minimal Rp5 juta.
Dan berkat Askap Social Trade, jumlah trader yang kini berhasil menuai untung dalam perdagangan forex melalui Askap Futures mulai menanjak. “Jumlahnya kini mencapai 25% dari total trader. Padahal dulu, sebelum ada sistem ini, 5% saja tidak sampai,” ujar Rizki .
Untuk lebih mengenalkan sistem barunya ini ke publik,
Askap Futures menggelar acara
Grand Launching Askap Social Trade pada Sabtu, 21 Desember 2013 kemarin. Rizki berharap sejumlah gebrakan yang diusung
Askap Futures dengan penekanan pada fair, transparansi perdagangan serta juga legalitas sistem akan mampu membangkitkan industri
trading forex di Indonesia.
“Tahun depan Askap Futures akan meluncurkan program Askap99 yang berfokus membangun customer satisfaction. Audience akan jadi barometer atas sejumlah sistem dan janji yang Askap social berikan ke konsumen seperti misalnya market execution 100% tanpa requote, dan deposit/top up kurang dari 8 menit.
Artikel Terkait:
Belum ada tanggapan untuk "Jual beli valuta asing semakin dilirik selain investasi saham"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.