Jika Anda belum tahu, pada tahun 2015 mendatang, Indonesia bersama dengan kesembilan negara ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Namun apa itu MEA atau AEC?
Menurut Staf Direktorat Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan, Astari Wirastuti, saat ini Indonesia tengah berada pada arus perdagangan global. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar para pelaku UKM bersiap dan berani bersaing dengan produk dari negara lain. Menurutnya, menutup diri dari dunia yang dinamis bukanlah pilihan terbaik.
Pada hari Jumat dan Sabtu kemarin Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) melaksanakan rapat senat terbuka dalam rangka wisuda ke 68. Acara yang berlangsung selama dua hari itu dari Jumat sampai Sabtu (17-18/10) dilaksanakan di aula lantai 3 gedung ar-Razi Fakultas Kedokteran Unissula. Prosesi wisuda di bagi dalam dua hari karena banyaknya jumlah lulusan dalam periode ini.
Rektor Unissula, H. Anis Malik Thoha Lc MA PhD dalam sambutannya memberikan himbauan dan nasehat kepada peserta wisuda untuk mengembangkan softskill yang mereka miliki. Dalam kenyataan yang ada di dunia kerja saat ini, pasar menjadikan para lulusan berebut untuk memasuki lapangan kerja yang jumlahnya sangat terbatas.
|
Inayah Fitriyani Wisudawan Terbaik Magister Manajemen Unissula Semarang |
Rektor Unissula juga mengingatkan para lulusan akan datangnya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau yang banyak disebut sebagai Pasar bebas Asean yang akan berlangsung tahun 2015. Hal tersebut bisa menjadi anugerah, nikmat dan berkah bagi Indonesia akan tetapi bisa juga justru menjadi kesengsaraan. “Kemajuan dan kemunduran Indonesia sungguh bergantung pada kualitas lulusan perguruan tinggi yang ada."
Apakah mereka dapat bersaing dalam pasar bebas asean yang akan datang 3 bulan lagi, atau tidak. Dapat dipastikan lulusan Unissula akan berbeda dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. Diharapkan para lulusan Unissula dapat menjadi market drive dan trend Center dan bukan menjadi orang yang bersusah payah mencari pekerjaan melainkan menciptakan lapangan pekerjaan”, Imbuh Anis.
Dalam kesempatan tersebut Anis mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan orang tua yang hadir atas pencapaian yang diraih. Prosesi wisuda diawali dengan pembacaan al-Qur’an dan lagu Indonesia Raya. Rektor Unissula menyebutkan nama-nama wisudawan dan wisudawati terbaik. Salah seorang diantaranya Sdri Inayah Fitriyani yang mendapatkan piagam penghargaan Wisudawan TERBAIK berdasarkan SK Rektor Nomor:0862/F/SA/X/2014.
Tidak hanya mendapatkan penghargaan Wisudawan TERBAIK Inayah Fitriyani juga mendapatkan “Certificate of Appreciation Best Paper“, dari judul thesisnya "Peran Motivasi berprestasi dan Pengembangan Karir Berbasis Kompetensi menuju Kinerja SDM". Usai pemberian ijazah, para Wisudawan membaca Ikrar Sarjana dengan dipimpin oleh Dodi Hidayatullah SE.
Berikut hal yang perlu diketahui dan antisipasi dalam menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.
Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Berbagai profesi seperti tenaga medis boleh diisi oleh tenaga kerja asing pada 2015 mendatang. Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.
Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari, menjelaskan bahwa MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing.
"Pembatasan, terutama dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan," katanya. "Sehingga pada intinya, MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya."
Sejumlah pimpinan asosiasi profesi mengaku cukup optimistis bahwa tenaga kerja ahli di Indonesia cukup mampu bersaing.
Ketua Persatuan Advokat Indonesia, Otto Hasibuan, misalnya mengatakan bahwa tren penggunaan pengacara asing di Indonesia malah semakin menurun.
Oke jabatan dibuka, sektor diperluas, tetapi syarat diperketat. Jadi buka tidak asal buka, bebas tidak asal bebas. Di sektor akuntansi, Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia, Tarko Sunaryo, mengakui ada kekhawatiran karena banyak pekerja muda yang belum menyadari adanya kompetisi yang semakin ketat.
"Selain kemampuan Bahasa Inggris yang kurang, kesiapan mereka juga sangat tergantung pada mental. Banyak yang belum siap kalau mereka bersaing dengan akuntan luar negeri."
Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari, menyatakan tidak ingin "kecolongan" dan mengaku telah menyiapkan strategi dalam menghadapi pasar bebas tenaga kerja. "Oke jabatan dibuka, sektor diperluas, tetapi syarat diperketat. Jadi buka tidak asal buka, bebas tidak asal bebas," katanya.
Kita tidak mau tenaga kerja lokal yang sebetulnya berkualitas dan mampu, tetapi karena ada tenaga kerja asing jadi tergeser. Sejumlah syarat yang ditentukan antara lain kewajiban berbahasa Indonesia dan sertifikasi lembaga profesi terkait di dalam negeri.
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar.
Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.
Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta.
Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi. Dikutip dari berbagai sumber.
Belum ada tanggapan untuk "Inayah Fitriyani Wisudawan Terbaik Magister Manajemen Unissula Semarang"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.