Adalah fakta, masih tingginya masyarakat Indonesia yang belum memiliki tabungan di bank. Padahal, tercatat sebagai pemilik tabungan bank adalah cara praktis masuk sistem keuangan dan mendapat akses layanan keuangan.
Angka kepemilikan tabungan atau rekening bank dan rasionya terhadap pendapatan domestik bruto, harus menjadi gambaran betapa kepemilikan rekening bank menjadi salah satu indikasi “
ketimpangan” akses layanan keuangan. Maka sebagai bank sentral, Bank Indonesia punya amanah memperluas cakupan layanan keuangan, dengan mengoptimalkan segala sumber daya dan modal yang ada. (baca:
Apa itu Branchless Banking)
Mengembangkan branchless banking bukan perkara kecil
Branchless banking merupakan salah satu cara yang dapat digunakan, dengan beragam contoh sukses bertebaran di semua benua. Uang elektronik menjadi sandingan setara untuk layanan ini. Menumpang pada cepatnya perkembangan teknologi informasi setingkat telepon genggam, peluang memperdalam dan memperluas akses layanan keuangan termasuk perbankan, terbentang.
Pada akhirnya, pendalaman dan perluasan akses finansial bukan semata soal angka kepemilikan rekening bank. Banyak peluang bisa dikembangkan, ketika masyarakat menggenggam akses dalam sebuah sistem yang sama. Beragam persoalan yang menjadi tantangan perekonomian bangsa, mendapatkan celah yang lebih besar untuk mendapatkan solusi dengan hadirnya terobosan ini.
Sebuah lompatan besar selalu butuh satu langkah kecil pada awalnya. Meski mengembangkan branchless banking bukanlah perkara kecil, namun untuk kepentingan yang jauh lebih besar program ini bisa jadi adalah langkah pembukanya. Banyak hal harus dilakukan selama uji coba penerapan, beragam persyaratan harus jeli disiapkan pula.
Sukses tidaknya upaya ini, selalu butuh komitmen bersama semua pihak. Tak cukup satu regulator me langkah sendiri. Butuh banyak tangan dan jejaring, yang menyatukan langkah dan inovasi, untuk mewujudkan sebuah mimpi besar pemerataan ekonomi yang berkesinambungan dan menyejahterakan.
Branchless Banking atau Franchise Bank?
Model bisnis MPesa adalah contoh layanan keuangan tanpa gerai, alias branchless banking. Ini adalah langkah nonkonvensional lembaga keuangan untuk memperluas jangkauan layanan, yang penggerak utamanya perusahaan telekomunikasi.
Praktik branchless banking yang dikembangkan perbankan, juga bertebaran. Di beberapa negara, kisah sukses pun dituai. Sebut saja di Brasil, Bangladesh, Mongolia, dan Pakistan.
Dalam model branchless banking yang dikembangkan perbankan, layanan dijalankan dengan menggandeng toko ritel dan kantor pos. Syarat yang diminta dari nasabah adalah mereka punya jaringan telekomunikasi yang bisa tersambung ke sistem informasi bank.
“Model ketiga” belakangan muncul pula, menggabungkan pendekatan keberhasilan MPesa dan branchless banking yang dikembangkan perbankan. Muncullah pendekatan baru yang menggabungkan model branchless banking, perbankan dan perusahaan telekomunikasi.
Saat ini lebih dari 100 negara telah mengadopsi branchless banking untuk memperluas jangkauan layanan keuangan. Tiga model di atas menjadi pilihan yang tersedia. Bank Indonesia telah pula mengembangkan branchless banking di Indonesia. Uji coba dijalankan dengan menggandeng perbankan dan perusahaan telekomunikasi. Apa pun cara yang dipilih, tujuan yang ingin dicapai adalah memperluas akses layanan keuangan di masyarakat. Sumber BI.
Artikel Terkait:
Belum ada tanggapan untuk "Apa manfaat Branchless Banking"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.