Membatasi penjualan bank domestik kepada asing, memberantas mafia impor pangan, reformasi agraria dengan membagi 9 juta hektare lahan, menurunkan harga energi sebesar 20%, dan
merevisi UU Migas merupakan beberapa program prioritas yang diusung pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (
Jokowi-JK).
Sedangkan, pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berupaya menaikkan pendapatan per kapita menjadi minimal Rp 60 juta/tahun, pertumbuhan ekonomi 7-10%, mengurangi kesenjangan ekonomi, membangun 15 juta rumah tapak dan 2.000 rumah susun untuk masyarakat bawah, menaikkan tunjangan guru menjadi minimal Rp 4 juta/bulan, mengalokasikan dana Rp 1 miliar/desa, serta mengembalikan tatakelola migas nasional sesuai pasal 33 UUD 45 lewat revisi UU Migas.
Visi-Misi kedua pasangan capres-cawapres tersebut merupakan dokumen pelengkap yang diserahkan saat mendaftarkan diri pencalonan mereka ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Selasa (20/5). Berdasarkan dokumen visi-misi yang diperoleh, visi- misi Jokowi-JK bertajuk ‘Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Kepribadian’. Hal itu akan diimplementasikan lewat sembilan agenda prioritas atau Nawa Cita.
Untuk bidang ekonomi, Jokowi-JK berjanji mendedikasikan program untuk membangun kedaulatan energi berbasis kepentingan nasional. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah merevisi UU Migas guna mewujudkan industri migas yang tangguh, mendongkrak lifting minyak, dan merumuskan strategi reserve replacement. Pasangan ini berkomitmen menurunkan harga energi 30%, memangkas subsidi BBM Rp 60 triliun, pengalihan 30% transportasi berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke gas, serta pengurangan 30% penggunaan kendaraan pribadi.
Prabowo-Hatta juga mengagendakan revisi UU Migas agar dapat mengembalikan tata kelola migas sesuai pasal 33 UUD 45. Di bidang kedaulatan energi, mereka menargetkan tingkat elektrifikasi 100%, membangun pembangkit listrik panas bumi dan air dengan kapasitas 10 ribu MW, serta memperluas konversi BBM ke gas dan energi terbarukan. Di sektor keuangan, Jokowi-JK akan membatasi penjualan saham bank nasional kepada asing, pengaturan yang lebih ketat untuk menghindari konglomerasi tumpang tindih antara sektor keuangan dan sektor riil dalam kepemilikan bank, serta mendorong implementasi asas reproksikal.
Guna mewujudkan kedaulatan pangan, Jokowi-JK berencana memperbaiki jaringan irigasi dan 25 bendungan di 3 juta ha sawah, mencetak satu juta ha sawah baru di luar Jawa, mendirikan Bank Petani dan UMKM, memberantas mafia impor pangan, meningkatkan produksi perikanan dua kali lipat, dan pencanangan seribu desa berdaulat benih.
Di bidang infrastruktur, Jokowi-JK berambisi membangun 2 ribu km jalan baru, 10 pelabuhan baru, 10 bandara baru, 10 kawasan industri baru, serta membangun 5 ribu pasar tradisional.
Prabowo-Hatta
Sementara itu, Prabowo-Hatta mengusung visi ‘Membangun Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur, serta Bermartabat” yang dijabarkan melalui delapan agenda. Sejumlah agenda prioritas mereka adalah menaikkan pendapatan per kapita dari Rp 35 juta menjadi minimal Rp 60 juta serta menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 7-10%. Mereka akan mempersempit kesenjangan pendapatan dari rasio Gini 0,41 saat ini menjadi 0,31, serta menciptakan 2 juta lapangan kerja per tahun. Di bidang energi dan SDA, selain akan merevisi UU Migas, Prabowo-Hatta akan merenegosiasi kontrak pertambangan umum dan migas yang tidak adil serta mengalihkan kontrak pertambangan yang berakhir kepada pengusaha nasional. Mereka juga mendorong program hilirisasi tambang serta membangun 10 ribu MW pembangkit panas bumi dan air. Subsidi BBM untuk orang kaya akan dikurangi melalui mekanisme pajak dan cukai, serta memperluas program konversi dari BBM ke gas dan energi terbarukan. Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, pasangan ini berjanji mencetak 2 juta ha lahan pertanian baru.
Makmur, serta Bermartabat” yang dijabarkan melalui delapan agenda. Sejumlah agenda prioritas mereka adalah menaikkan pendapatan per kapita dari Rp 35 juta menjadi minimal Rp 60 juta serta menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 7-10%. Mereka akan mempersempit kesenjangan pendapatan dari rasio Gini 0,41 saat ini menjadi 0,31, serta menciptakan 2 juta lapangan kerja per tahun. Di bidang energi dan SDA, selain akan merevisi UU Migas, Prabowo-Hatta akan merenegosiasi kontrak pertambangan umum dan migas yang tidak adil serta mengalihkan kontrak pertambangan yang berakhir kepada pengusaha nasional. Mereka juga mendorong program hilirisasi tambang serta membangun 10 ribu MW pembangkit panas bumi dan air. Subsidi BBM untuk orang kaya akan dikurangi melalui mekanisme pajak dan cukai, serta memperluas program konversi dari BBM ke gas dan energi terbarukan. Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, pasangan ini berjanji mencetak 2 juta ha lahan pertanian baru. Sumber:SP
Belum ada tanggapan untuk "Jokowi dan Prabowo Sepakat Merevisi UU Migas"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.