Sebenarnya apa yang terjadi di
Kebun Binatang Surabaya (KBS)? Mengapa ia mendapat julukan “
the zoo of death” dari media asing, Daily Mail? Mengapa pula Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini melaporkan Tim Pengelola Sementara KBS ke Komisi Pemberantasan Korupsi? Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan untuk mengatasi ribut-ribut KBS. Ia mempertemukan Risma dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Hasil pertemuan, Risma mendapat wewenang penuh untuk melakukan pengelolaan dan konservasi atas KBS.
Risma mengambil alih KBS setelah banyak hewan di kebun binatang itu mati. Enam bulan dalam pengelolaan Risma, pendapatan KBS dari penjualan tiket saja Rp 10,243 miliar. Risma menduga kisruh KBS yang selama ini tidak kunjung selesai salah satunya dilatarbelakangi masalah uang. “Kenapa banyak orang pingin ke situ, uangnya gede ternyata,” kata Risma kepada majalah detik.
Risma juga membeberkan adanya ancaman-ancaman terhadap dirinya setelah mengambil alih pengelolaan KBS. Berikut ini petikan wawancara Irwan Nugroho dari majalah detik dengan Risma di Bandara Soekarno-Hatta sesaat sebelum Risma kembali ke Surabaya setelah bertemu dengan Menteri Kehutanan dan Presiden pada Selasa, 21 Januari lalu.
Apa yang dibicarakan dalam pertemuan Anda dengan Menteri Kehutanan dan Presiden?
Ya, tentang bagaimana KBS ke depan. Kita memang tidak bicara masa lalu. Sama Pak Menteri pun kita tidak bicara masa lalu. Saya lebih butuh bagaimana ke depannya. Kenapa saya lapor ke KPK, salah satunya terkait dengan bagaimana ke depannya. Saya butuh legalitas untuk menangani KBS ke depan. Agar manajemen tidak abu-abu, agar jelas siapa yang bertanggung jawab. Karena sebetulnya, secara kewenangan, saya tidak berhak. Saya hanya punya izin prinsip pengelolaan, bukan konservasi binatangnya. Itu yang kemarin kami miliki setelah saya minta dengan paksa, dengan alasan tanah itu milik Pemerintah Kota (Surabaya). Karena waktu itu banyak satwa yang mati, banyak yang hilang. Nah, Pak Menteri memberikan izin ke Pemkot.
Jadi, setelah Anda ketemu Presiden, izin konservasi akan diberikan?
Diberikan. Nanti izin akan diberikan secara penuh, baik pengelolaan maupun konservasi. Dalam minggu ini katanya. Nanti lewat keputusan menteri. Kata Presiden, "Ya sudah, saya percaya pada Bu Risma. Silakan dikelola."
Istilahnya, Pemkot mengambil alih, ya?
Iya, atas izin Menteri Kehutanan. Jadi itu izin prinsip, tapi binatang tetap milik negara yang tidak bisa kami apa-apakan. Kami bisa memelihara binatang kalau kami mendapatkan izin konservasi. Kami belum punya itu.
Begitu KBS diambil Pemkot, seharusnya Tim Pengelola Sementara bubar?
Iya, sudah enggak ada.
Katanya ada yang menuntut agar hewan-hewan dikeluarkan karena KBS sudah dikasih mobil?
Saya kembalikan (mobil Toyota Kijang) Innova itu kalau memang mau diminta. Kemarin anak-anak bilang, "Itu kan butuh buat nganter duit." Saya bilang, “Halaah… nanti duit taruh di bank, bank yang mau ambil duit di situ. Ngapain susah-susah." Kan ukurannya bukan kami punya Innova. Ukurannya adalah di situ ada binatang hidup yang harus kami lindungi. Mobil Pemkot banyak kok, bisa dipinjamkan untuk direksinya.
Binatang-binatang itu dikeluarkan dari KBS karena ada mafianya?
He-he-he…. Sudahlah, biarkan. Sudah saya sampaikan itu ke KPK. Malu saya, seolah-olah jadi bangsa kok ndak bisa ngelola. Ahli banyak di Surabaya. Kan, ada perguruan tinggi kedokteran hewan di Surabaya. Artinya, bangsa lain menilai kita ini bodoh. Nah, makanya saya tidak mau merusak suasana ini. Kami diberi izin ini kesannya seolah-olah saya yang menang. Saya enggak mau itu. Jadi saya jaga itu. Setelah ini saya juga diminta ketemu Pak Kepala Kejaksaan Tinggi besok. Saya kan bingung karena ini menyangkut nama bangsa, juga nama warga Surabaya. Saya bingung harus bagaimana. Ya sudah, saya lapor ke KPK. Kalau tidak, ini enggak selesai-selesai.
Sekarang bagaimana menjaga binatang-binatang supaya tidak diambil?
Titik kritisnya nanti malam, makanya saya kerahkan semua. Kepala dinasku itu jaga di sana, lo. Karyawanku itu jaga 24 jam. Giliran.
Sebetulnya apa yang dilaporkan ke KPK?
Misalnya, direksi saya diminta terus melepas binatang, dikeluarin dari KBS. Kebetulan direksinya perempuan, Bu Ratna. Dia tak pernah menghadapi tekanan seperti itu, dia takut juga. Saya bilang, "Sudah, kalau kamu takut, enggak usah kamu jawab." Yang kedua, Bu Ratna bilang mau memperbaiki kandang, tapi dihalangi dan diancam akan dituntut.
Ada upaya pengambilan paksa saat Pemkot masuk KBS?
Aku tahan terus lewat Bu Ratna. Dia sampai ketakutan, sempat mau mundur. Sebelum ribut-ribut ini, dia kirim surat mau mundur karena bingung, pegang ini enggak boleh, pegang itu enggak boleh.
Apakah orang-orang Tim Pengelola Sementara di dalam KBS banyak?
Oh, banyak. Omong ke aku itu kasar sekali. Makanya aku kemudian ke KPK, nekat.
Sempat cerita soal pelepasan satwa-satwa itu kepadaPresiden?
Enggak. Cuma saya tadi sempat cerita, "Bapak, kalau ini enggak saya tangani... saya enggak bisa tegas terhadap yang di dalam itu. Saya tidak bisa memperbaiki.” Karena apa? Kemarin itu saya sudah mengira. Saya ngomong sama Pak Presiden. Begitu teman-teman media minta saya ngomong soal media asing yang menulis itu, saya bilang, "Itu enggak benar, gajah dirantai itu enggak ada. Kapan foto itu dibuat?" Sekarang tidak ada harimau begitu. Saya sudah menduga, begitu saya omong, nanti binatang saya diganggu. Betul, enggak sampai dua hari, saya dapat kabar Michael digantung.
Binatang itu mati sendiri atau dibunuh?
Kan aku ngomong begini, aku ditekan sama teman-teman media, begitu foto di-upload di media-media (asing) itu, teman-teman dorong aku bicara. Aku cuma ngitung, kalau aku bicara, satwaku yang terancam.
Kepada KPK Anda menyebut nama?
Di situ kan ada tim. Ceritanya, aku disuruh mengelola itu sama ahli WWF, siapa itu yang orang IPB. Habis itu, aku ngapain ngurusin binatang, ngurusin manusia saja durung iso (belum bisa). Waktu itu masih sekitar 2011. Aku ndak mau. Ternyata setelah itu banyak satwa mati atau hilang, kemudian ribut di koran, mereka datang ke tempatku, termasuk pejabat dulu yang sekarang dipenjara.
Lobi soal KBS akan ditutup untuk dibangun mal itu berapa kali?
Sekali, aku terus marah. Ndak mungkin dia berani lagi. Saya ndak pernah semarah itu sebelumnya. Itu marah betul aku. Kalau mau membangun hotel, ngapain harus di situ? Wong tanah di Surabaya masih luas. Itu tanah cuma 15 hektare kok, sudah pakai museum katanya, ndak cukup ruangannya. Kalau ndak cukup, kenapa bikin hotel? Ya, kan? Dia ngomong overpopulasi, tempatnya enggak cukup, ngapain dibangun hotel? Ya, enggak masuk akal. Sewaktu saya mau paksa ambil alih, dia masih nakut-nakutin, "Nanti itu ada utang bayar pegawai." Saya katakan, "Saya bayar pakai APBD."
Yang mau bangun mal itu siapa?
(Bicara pelan) Ya, Tony (Tony Sumampau, bekas Ketua Harian Tim Pengelola Sementara KBS). Tapi siapa di belakangnya, saya enggak tahu. Itu di tengah kota, strategis. Tega orangorang itu. Dia enggak tahu, orang Surabaya dibegitukan itu setengah mati. Kalau di tempat lain, ya sudah ribut sebentar. Kalau di Surabaya ndak, setengah mati diingat-ingat.
Kelihatannya Anda sendirian?
Ini kan ada kekuatan besar pasti, saya tahu. Saya tidak mau tabrakan. Kemarin saya sudah kepepet sekali. Ya sudah, saya ke KPK. Kalau enggak kepepet, saya enggak akan ke sana. Karena sebelumnya saya enggak mau. Untuk apa musuhan sama orang. Hidup sekali kok musuhan sama orang.
Selama enam bulan ini mengelola KBS, Pemkot dapat berapa?
Rp 10,243 miliar. Gede, lo. Kenapa banyak orang pingin ke situ, uangnya gede ternyata. Sebulan Rp 700 juta untuk makanan, gaji pegawai Rp 400 juta. Satu koma sekian miliar rupiah. Masih untung. Itu belum reklame-reklame.
Setelah mengambil alih, Pemkot berhak mengaudit keuangan sebelumnya?
Lo, aku juga ndak berani. Pak Menteri juga omong jangan. Sekarang itu ada brankas, masih digembok. Gemboknya ada tiga, saling menggembok. Jadi pengurus ini masuk kasih gembok, pengurus ini nggembok, terakhir Tim Pengelola Sementara yang gembok. Aku saja yang enggak gembok. Saya ditanya, "Bu, itu gimana?" "Yo ojo, itu barang panas, tegang." Itu di kantor KBS. Jadi gemboknya ada tiga.
Setelah mendapat payung hukum, Anda akan melakukan apa?
Saya paralel akan bangun pengolahan air sama memperbaiki kandang supaya binatangnya tak makan plastik lagi. Supaya binatang ini tidak tersakiti. Terus bangun kandang baru. Parkir rencana dipindah ke luar, untuk perluasan kandang
Terungkap kabar gembira mengharukan yg terkait dengan keberlangsungan Kebun Binantang Surabaya ini. Terungkap dalam website iyaa.com kalau Lembaga konservasi dan kebun binatang di Amerika Serikat tertarik membantu Kebun Binatang Surabaya. Ketertarikan ini diungkapkan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya kepada Wali Kota Tri Rismaharini.
BalasHapus