Senin, 29 Juni 2015

Menunggu berkah Tol Cikapali

Setelah Tol Cipularang dibuka, pemprov Jawa Barat mengharapkan peningkatan ekonomi melejit. Akankah Cirebon juga akan beruntung setelah Tol Cikapali dibuka?

Faisal Rachman sudah sebulan tidak mengajak keluarganya jalan-jalan ke luar Jakarta. Padatnya tugas dari perusahaan swasta tempatnya bekerja membuat Faisal menunda agenda wisata akhir pekan hingga sebulan sekali. Padahal biasanya, sekali dalam sebulan, Faisal mengajak kedua anak dan istrinya menghabiskan akhir pekan di luar Jakarta dan salah satu favoritnya adalah Bandung.

Supaya tidak kena macet, biasanya Faisal berangkat pagi hari dari rumahnya di kawasan Condet, Jakarta Timur, melewati jalan tol Cipularang menuju Bandung. “Bandung menjadi salah satu pilihan wisata luar kota karena dekat dengan Jakarta dan di sana banyak pilihan untuk belanja,” ujarnya.

Faisal dan banyak warga Jakarta lain memang sudah menjadikan ibu kota Jawa Barat itu sebagai tujuan wisata reguler. Hal ini terutama setelah ruas tol Cikampek-Padalarang dibuka sepuluh tahun silam, sehingga perjalanan ke Bandung, yang semula membutuhkan sekitar 5 jam, bisa dipotong menjadi hanya 2-3 jam. Cerita manis dari Bandung ini pun membuat Cirebon, yang kini bisa dijangkau dalam 2,5-3 jam dari Jakarta setelah ruas tol Cikampek-Palimanan dibuka, berharap banyak. “Dengan adanya jalan tol Cikapali, Cirebon bisa berkembang,” kata Sumedi Andono Mulyo, Kepala Subdirektorat Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Jalan tol Cipularang memang cukup dramatis mengangkat ekonomi Bandung. Kegiatan ekonomi di Kota Kembang tumbuh pesat setelah Cipularang beroperasi. Pakar ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Nury Effendi, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama ini selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dan salah satu kontributor utamanya adalah Bandung. Dia mencontohkan, jika pertumbuhan ekonomi nasional pada level 5-6 persen, Bandung bisa mencapai 6-7 persen.

Menunggu berkah Tol Cikapali
Menunggu berkah Tol Cikapali

Saat Cipularang baru saja dibuka, pertumbuhannya lebih dramatis lagi, hingga melewati 7 persen per tahun. “Dalam waktu 2-3 tahun setelah Cipularang dibuka, (pertumbuhan ekonomi) pernah mencapai 8 persen,” kata Nury. Ekonomi Bandung ini terdongkrak karena jalan tol Cipularang memangkas waktu perjalanan menjadi kurang dari separuh dari sebelumnya. “Kasarnya, kalau mau berangkat pagi, bisa pulang malam,” kata Nury.

Kondisi ini membuat wisatawan domestik dari Jakarta dan daerah penyangganya mengidolakan Bandung sebagai salah satu destinasi wisata di luar Ibu Kota.

Menurut Nury, motor penggerak ekonomi Bandung adalah obyek wisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Contohnya wisata kuliner, gaya hidup, dan hiburan di Kota Bandung Sedangkan wisata alam banyak tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung.

Ragam kegiatan ekonomi kreatif yang semakin banyak setelah ruas tol Cipularang beroperasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bandung. Meski jalan tol sukses mendorong Bandung, menurut Nury, ceritanya akan sedikit berbeda dengan Cirebon. Ia mengatakan, dari awal Bandung adalah kota wisata. “Sehingga mereka yang datang melalui Cipularang memang tujuannya berlibur,” katanya.

Sedangkan Cirebon posisinya berbeda. Mungkin Cirebon bakal memanfaatkan dirinya sebagai kota transit. “Kota transit itu terutama bagi mereka yang hendak melanjutkan perjalanan ke kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Nury.

Sumedi pun mengungkapkan, sektor yang akan tumbuh setelah ruas tol Cikapali beroperasi antara lain jasa transportasi, rumah makan, dan hotel. Tapi ini juga bergantung pada kesigapan pemerintah daerah Cirebon dalam memanfaatkan peluang yang datang dari Cikapali.

Peluang mendulang rezeki dari kehadiran Cikapali juga tidak disia-siakan Epi Yunita, pemilik bengkel mobil Ratu Jaya, yang berlokasi di pinggir jalan Pantura di kawasan Cikampek, Jawa Barat. Epi sedang menjajaki kemungkinan membuka cabang di Cirebon. “Kami lagi pikirpikir nih, nanti setelah Lebaran mau lihat lokasi di dekat pintu keluar tol di Cirebon,” tutur Epi. Sumber:majalahdetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.

Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.