Royalcharter - Keuntungan
obligasi Indonesia turun 17,8 persen di tangan investor sekunder yang tidak melakukan lindung nilai valas (
unhedged) seiring dengan turunnya harga SBN dan naiknya yield. Keuntungan secara umum turun 12,3 persen.
Penurunan itu jauh lebih parah daripada data indeks
obligasi di Asia Pasifik yang menunjukkan keuntungan pemegang
obligasi di pasar sekunder turun 3,5 persen. Dibandingkan negara tetangga Filipina,
obligasi Indonesia kalah menguntungkan karena keuntungan investor
obligasi, juga unhedged, di Filipina justru naik 7,5 persen.
Kondisi berpotensi memburuk di paruh kedua tahun ini. "Pasar obligasi Asia dan pemegangnya dalam posisi lebih baik daripada krisis 1997-1998. Namun, proyeksi ke depan akan ada masa sulit," ungkap Kepala Kantor ADB untuk Integrasi Ekonomi Kawasan dalam siaran pers yang diperoleh Media Indonesia, Kamis (26/9). "Tantangannya apabila kawasan ini bisa berjalan dengan biaya penerbitan obligasi yang lebih mahal dan turunnya harga aset yang bisa memengaruhi neraca korporasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi."
Laporan tersebut juga menyebutkan kebanyakan pemerintah di kawasan gagal memanfaatkan periode murahnya obligasi untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang penting. Ini berpengaruh langsung pada pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan ke depan. Padahal, ADB memperkirakan Asia butuh pendanaan infrastruktur setidaknya 8 triliun dolar AS dalam periode 2010-2020 demi mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang pesat. (Gayatri)
Artikel Terkait:
Belum ada tanggapan untuk "Obligasi Indonesia Paling Jeblok"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.