Makin dipojokkan, pamor Jokowi malah kian moncer. Majalah ternama Jerman menyebutnya setara dengan Nelson Mandela dan Mick Jagger.
Sikap Jokowi tersebut membuat namanya kian populer di dunia internasional. Majalah berita ternama di Jerman, Der Spiegel, menyebut Jokowi sebagai wajah pemimpin Islam di Indonesia yang moderat. Apalagi dia memilih berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang Kristen sebagai wakilnya. Jokowi, kata Der Spiegel, adalah contoh muslim toleran, yang membuat Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan Indonesia perlu dicontoh dunia.
“Dia kadang seperti Nelson Mandela, yang mempesona orang dengan optimismenya,” tulis Der Spiegel. “Acap kali dia juga seperti Mick Jagger, yang karismatik dan berani.”
Seperti pemberitaan surat kabar papan atas Amerika Serikat, New York Times, pada September lalu, Der Spiegel menyoroti kebiasaan blusukan Jokowi. Tentang hobi itu, Der Spiegel menyandingkan Jokowi dengan Khalifah Harun al-Rasyid, yang juga kerap menyelinap keluar dari istana dan membaur dengan rakyat jelata.
Capres Populer 2014
Jokowi sering menempati posisi teratas dalam sejumlah survei. Terbaru, Jokowi menjadi calon presiden dengan komunikasi paling bagus dalam penelitian Lembaga Demokrasi Bertanggung jawab. Sebelumnya, survei lain, di antaranya CSIS, Indonesia Research Center, dan Political Weather Station, menempatkan Jokowi pada posisi pertama sebagai capres populer.
Raih Social Media Award
Jokowi memperoleh penghargaan sebagai tokoh yang mendapatkan sentimen positif di media sosial dalam Social Media Award 2013. Jokowi mengaku selalu mengikuti dan membuka media sosial, baik itu Twitter, Facebook, Google, Instagram, Kompasiana, dan Kaskus maupun media sosial lainnya.
Lantik Pejabat di Tempat Kumuh
Jokowi melantik Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto dan wakilnya, Husein Murad, di lapangan sepak bola permukiman kumuh Gang Swadaya IV, RT 007 RW 05, Kelurahan Jatinegara, Cakung. Ia berjanji pelantikan pejabat Jakarta akan sering digelar di tempat kumuh. “Saya lantik di kampung karena masalahnya itu ada di sini. Supaya semua pejabat melihat bahwa masih banyak permasalahan di Jakarta. Pesannya itu saja,” kata Jokowi.
MRT Pertama
Mimpi Jakarta memiliki mass rapid transit (MRT) bakal diwujudkan Jokowi. Ground breaking pembangunan fisik MRT diresmikan Jokowi pada 10 Oktober 2013. Proyek yang tertunda selama 24 tahun ini ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2018.
Revitalisasi Waduk
Untuk mengatasi banjir, Jokowi merevitalisasi waduk di kawasan Jakarta. Dua waduk yang sudah direvitalisasi adalah Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Selain untuk mengatasi banjir, revitalisasi waduk dilakukan guna menyediakan ruang publik bagi masyarakat. Di Waduk Pluit, misalnya, dibangun amphitheater.
Lembur Tunggui Tukang Cat
Jokowi biasa tidur hanya 4 jam sehari. Ia biasa lembur bila ada pekerjaan yang mesti diselesaikan. Gubernur Jakarta ini pernah lembur menunggui para tukang mengecat gedung Blok G Pasar Tanah Abang yang sedang direnovasi. Relokasi Blok G sempat menimbulkan kontroversi. Relokasi ini dilakukan untuk mengurangi kemacetan Jakarta.
Serahkan Gitar Metallica ke KPK
Jokowi adalah penggemar band metal. Dalam perjalanan di mobil, ia antara lain biasa mendengarkan musik dari Black Sabbath, Iron Maiden, Metallica, Dream Teater, dan Judas Priest. Ia juga gemar menonton konser grup metal. Saat Metallica menggelar konser di Jakarta, ia nonton di kelas festival. Ia pernah mendapat hadiah gitar bertanda tangan basis Metallica, Robert Trujillo. Jokowi menyerahkan gitar itu kepada KPK karena menganggapnya sebagai gratifikasi.
Lelang Jabatan
Baru pertama kalinya gubernur melakukan lelang jabatan untuk posisi camat, lurah, dan kepala sekolah. Dan dia adalah Jokowi. Kebijakan Jokowi itu kini ditiru Wali Kota Bandung.
Masuk Gorong-gorong
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, selain dikenal gemar blusukan, Jokowi diingat karena aksinya masuk gorong-gorong Bundaran Hotel Indonesia untuk mengecek kondisi menghadapi banjir.
Naik Pesawat Ekonomi
Jokowi, meski sudah menjabat Gubernur Jakarta, memilih naik pesawat kelas ekonomi bila melakukan perjalanan dari Jakarta ke Solo, Jawa Tengah, ataupun sebaliknya. Sejumlah penumpang pesawat kelas ekonomi banyak memberi testimoni di media sosial bahwa mereka terbang bersama orang nomor satu Jakarta ini.
Kampanye Bergelantungan di Bus
Jokowi merupakan calon Gubernur DKI Jakarta yang melakukan kampanye dengan bergelantungan di bus kota. Ia juga membuat ciri khas dengan kemeja kotak-kotak, yang lantas jadi tren. Hasil penjualan kemeja kotakkotak digunakan untuk membiayai kampanye.
Wali Kota Terbaik Ketiga di Dunia
Jokowi terpilih sebagai wali kota terbaik ketiga sedunia dalam pemilihan World Mayors Project 2012. Pemilihan ini diselenggarakan oleh The City Mayors Foundation, yayasan wali kota dunia berbasis di Inggris. Situs resmi World Mayor Project menyebut keberhasilannya mengubah Surakarta dari kota dengan banyak tindak kriminal menjadi pusat seni dan budaya, yang kemudian berhasil menarik turis internasional datang.
Pernah Digusur 3 Kali
Jokowi lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Rumah orang tuanya di pinggir kali pernah kena gusur tiga kali. Ia tumbuh dalam keluarga miskin sehingga terpaksa berdagang, menjadi tukang ojek payung, dan jadi kuli panggul untuk memenuhi sendiri keperluan sekolah serta uang jajan.
Ternyata oh ternyata drainase yang berupa gorong-gorong di bawah jalanan di Jakarta sangat kecil dan tua. Kalah dengan daerah.
1621
Hanya dua tahun setelah sistem kanal VOC dibangun, banjir melanda. Ini pertama kalinya pos utama VOC di Asia Timur dilanda banjir besar. Setelah itu banjir terus terjadi di tahun 1854, 1872, 1909, dan 1918.
1965
Jakarta kembali mengalami banjir besar. Setelah banjir itu, Presiden Sukarno membentuk Komando Proyek (Kopro) Banjir Jakarta. Tugasnya memperbaiki kanal dan membuat enam waduk di sekitar Jakarta.
1976
Ini mungkin menjadi banjir terbesar pertama kalinya. Hampir sebulan penuh yakni 1-26 Januari, Jakarta terendam. 200 ribu penduduk mengungsi. Jakarta Pusat merupakan daerah terparah. Saat itu Gubernur Ali Sadikin pasrah karena kesulitan keuangan.
1996
Banjir besar terjadi pada bulan Februari. Saat itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan banjir serupa akan terjadi pada 2002.
2002
Prediksi BMG terbukti. Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyebut air telah menggenangi 42 kecamatan di Jakarta. Luas genangan mencapai 16.041 hektare atau 24,25 persen luas Jakarta. 21 orang tewas.
2007
Banjir besar menghantam Jakarta mulai 1 Februari 2007 akibat hujan lebat tanpa henti. 60 persen wilayah Jakarta terendam. Dalam 10 hari, 66 orang tewas akibat tersengat listrik hingga terseret arus. Jakarta nyaris lumpuh total. Kerugian ekonomi mencapai Rp 8 triliun.
2009
Lagi-lagi bulan Februari, Jakarta tergenang. Namun banjir kali ini tidak terlalu besar dan tidak mengakibatkan Jakarta lumpuh seperti tahun 2007.
Belanda gagal memahami wilayah Jakarta, yang berbeda secara geografi dan topografinya dengan Belanda. Herman van Breen adalah pria Belanda yang cukup terkenal di Jakarta sekitar awal abad 20. Ia disanjung-sanjung karena mampu mengurangi banjir yang saat itu menjadi masalah akut di Batavia. Pada banjir bandang tahun 1904, koran De Locomotif sampai menurunkan berita berjudul “Batavia Onder Water”, yang kurang lebih berarti Jakarta tenggelam.
Van Breen, seorang insinyur kelas 2E, mendapat tugas dari Burgerlijke Openbare Werken atau BOW (Departemen PU Pemerintah Hindia Belanda) untuk meneliti sungai-sungai di Jakarta. Dari hasil penelitian itu, van Breen mengajukan beberapa usulan untuk mengatasi banjir, salah satunya menggali kanal banjir Kali Malang. Usul itu disetujui. Proyek kanal banjir Kali Malang mulai dibangun tahun 1913 dengan total anggaran 574.000 gulden. Penggalian kanal sepanjang 4,5 km dengan kedalaman 4-12 meter itu dilakukan dengan tenaga tangan. Selain kanal, dibangun juga pintu air Matraman senilai 275.000 gulden. Proyek itu secara keseluruhan selesai pada 1919. Hasil karya van Breen itu tak lain adalah Banjir Kanal Barat (BKB) dan pintu air Manggarai yang masih ada sampai saat ini.
Rupanya, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo masih memiliki amunisi untuk menangkal serbuan banjir di ibu kota. Selain proyek terowongan air raksasa atau deep tunnel, pria yang akrab disapa Jokowi ini bakal menyiapkan tiga megaproyek lainnya. Cuma, masalah pembebasan tanah akan menjadi tantangan utama dalam proyek normalisasi dan penataan DAS.
Belum ada tanggapan untuk "Jokowi Capres 2014"
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.
No Sara, No Racism Terima Kasih.